Klasifikasi Tanaman Jeruk Citrus Jeruk Citrus atau lebih dikenal dengan nama
jeruk purut termasuk tumbuhan berkayu
(Tjitrosoepomo, 1988), merupakan pohon dengan tinggi 5-7,5 m. Batang tegak,
bulat, percabangan simpodial, berduri, hijau kotor. Daun tunggal, berseling,
lonjong, tepi beringgit, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 4-5,5 cm,
lebar 2-2,5 cm, tangkai bersayap, panjang 2-5 cm, hijau, pertulangan menyirip,
permukaan berbintik, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun,
tangkai silindris, panjang + 2 cm, hijau, kelopak bentuk bintang, hijau
kekuningan, benang sari silindris, panjang 3-6 mm, putih, tangkai putik
silindris, panjang 3-5 mm, kepala putik bulat, kuning, mahkota lima helai,
bentuk bintang, putih (Syamsuhidayat, 1993). Bakal buah berkedudukan lebih
tinggi daripada tepi dasar bunga dan tidak berlekatan dengan dasar bunga
(Tjitrosoepomo, 1988). Buah bulat, diameter 4-5 cm, permukaan berkerut, hijau.
Biji bulat telur, putih (Syamsuhidayat, 1993). Daging buah hijau, rasanya
sangat asam agak pahit (Sarwono, 1996). Akar tunggang, putih kekuningan (Syamsuhidayat,
1993).
Klasifikasi Tanaman Jeruk Purut
- Kerajaan: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Upakelas: Rosidae
- Ordo: Sapindales
- Famili: Rutaceae
- Upafamili: Aurantioideae
- Bangsa: Citreae
- Genus: Citrus
Citrus hystrix D.C. mengandung (S)-3,7-dimetil-6-oktenal
(Akhila, 1986), oktilen, α-pinen, kamfen, β-pinen, β-felandren, metil heptanon,
γ-terpinen, d-limonen, oktil aldehid, α-terpineol, sitral, linalil asetat, bisabolen,
kadinen, suatu seskuiterpen alkohol, asam-asam, asam asetat, sitronellal (asam
sitronellal-α-naftosinkhoninat) (Guenther, 1987), senyawa berkerangka dasar
pheophorbide-a dan –b (Ong et al., 2009), serta gliseroglikolipid (Murakami et
al., 1995). Daun mengandung alkaloid, saponin, polifenol (Syamsuhidayat, 1993),
α-tokoferol (Ching and Mohamed, 2001), minyak atsiri (Harbone, 1987), tanin,
steroid triterpenoid, sitronellal (Wijaya, 1995), flavonoid sianidin,
myricetin, peonidin, quercetin, luteolin, hesperetin, apigenin, dan
isorhamnetin (Butryee et al., 2009).
Buah mengandung setidaknya 21 macam kumarin, 4 di antaranya
adalah bergamottin, N-(iminoetil)-L-ornithine (L-NIO), oksipeucedanin,
5-[(6',7'-dihidroksi-3', 7'-dimetil-2-oktenil)oksi]psoralen (Murakami et al.,
1999). Daging buah mengandung saponin dan flavonoid (Syamsuhidayat, 1993). Kulit
buah mengandung tanin, steroid triterpenoid, minyak atsiri yang mengandung
sitrat, saponin, polifenol, minyak atsiri sitronellal, sitronellol, linalool,
geraniol, hidroksi sitronellal, linalil asetat (Trease, 1989; Takarina, 1995;
Agusta, 2000), flavonoid rutin, naringin, dan hesperidin (Bisset, 1994; Hakim
and Harris, 2001).
Ekstrak etanol dan kloroform kulit buah Citrus hystrix D.C.
diketahui mampu menstimulasi kontraksi uterus dan meningkatkan efek uterotrofik
estradiol (Piyachaturawat et al., 1985). Pada buah, terdapat setidaknya 21
macam kumarin, 4 di antaranya adalah bergamottin, N-(iminoetil)-L-ornithine
(L-NIO), oksipeucedanin,
5-[(6',7'-dihidroksi-3',7'-dimetil-2-oktenil)oksi]psoralen. Empat senyawa
kumarin yang diisolasi tersebut memiliki aktivitas inhibisi NO generation
terinduksi lipopolisakarida (LPS) maupun IFNγ pada sel RAW 264.7 (Murakami et
al., 1999). Sementara itu, daunnya mengandung α-tokoferol sebanyak 398.3 mg/kg
(Ching dan Mohamed, 2001) serta flavonoid cyanidin, myricetin, peonidin,
quercetin, luteolin, hesperetin, apigenin, dan isorhamnetin (Butryee et al.,
2009). Minyak atsiri yang terkandung dalam Citrus hystrix efektif sebagai
penolak nyamuk Aedes aegypti, Anopheles dirus, dan Culex quinquefasciatus
selama 3 jam (Tawatsin, 2001). Citrus hystrix telah diteliti memiliki
antipromoting activity pada aktivasi virus Epstein-Barr (EBV) terinduksi tumor
promoting agent (Tiwawech et al., 2000), juga dapat mengurangi viabilitas sel
secara in vitro pada pemaparan cahaya 9.6 J/cm2 (Ong et al., 2009). Kandungan
gliseroglikolipidnya terbukti sebagai inhibitor aktivitas tumor promoting
12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate pada kulit tikus yang poten (Murakami et
al., 1995).[kt]