Cara Budidaya Tanaman
Jarak - Tanaman Jarak di Indonesia dapat tumbuh dengan baik karena
kesesuaian iklim dan tanah, sehingga tumbuh bisa merata sebagai gulma. Namun
karena hasil dari tanaman ini bisa diolah menjadi produk yang bernilai
ekonomis, maka tanaman ini kini mulai di budidayakan.
Syarat tumbuh tanaman jarak membutuhkan air 350-500 ml air
sepanjang pertumbuhannya. Disamping faktor air, tanaman jarak ini membutuhkan
syarat temperatur 20º-30ºC sepanjang hidupnya, serta ketinggian tempat yang
optimal adalah 0-800 m dpl. Keluarnya biji akan sangat berkurang atau minim
jika suhu mencapai 40ºC atau lebih.
Pemilihan lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman
jarak ini biasanya memilih tanah yang kurang produktif ataupun kurang
pengairan, dan ini biasanya di daerah marginal / kritis, karena tanaman jarak
ini tidaklah terlalu membutuhkan syarat-syarat khusus, seperti halnya tanaman
perdu lainnya. Pengolahan tanah yang standar adalah pembuatan lubang tanam
dengan ukuran 30 cm x 30cm x 30cm dan jarak tanam antar barisan 2-4 meter dan jarak
dalam barisan 1-2 meter tergantung varietas yang dipilih. Persiapan tanah yang
bisa juga dilakukan adalah membersihkan dari gangguan gulma, terutama akar-akar
ilalang yang menghasilkan alelopati / senyawa penghambat tumbuh tanaman lain.
Biji jarak dapat ditanam 2-3 butir biji perlubang langsung
di lahan kemudian pilih tanaman yang terbaik pertumbuhannya untuk
dibudidayakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan dengan menyemprot dengan POC
NASA dosis 2-3 tutup per tangki seminggu sekali pada pagi hari.
Ada banyak sekali jenis jarak yang dapat tumbuh di tanah air
kita antara lain :
- Jarak Kepyar/Jepang ( Ricinus communis). Jenis ini laku di pasaran dunia yang dikenal dengan nama castor oil plant. Jenis ini berbuah sekali dalam setahun (semusim), dengan ciri buah muda berwarna hijau dan berubah coklat setelah tua. Buahnya berduri lemah seperti rambutan. Bijinya mengandung Glycoprotein yang bersifat racun dan orang sering menyebutnya Ricin.
- Jarak Pagar/Cina (Jatropha curcas ). Jenis ini berbuah terus menerus (tahunan). Jenis jarak ini yang dianjurkan ditanam, yaitu: - Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57% - Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52% - Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54% Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas.
Yang penting diperhatikan adalah tanaman jarak ini mempunyai
sifat kurang suka air sehingga kelebihan air (terendam) justru akan merugikan
pertumbuhan tanaman, namun jika panas terik berlangsung hingga 3-4 bulan penyiraman
perlu sesekali dilakukan untuk menghindari kematian akibat kekeringan. Lakukan
penyiangan gulma jika tanaman mulai terganggu baik pertumbuhan bagian atas
dalam persaingan terhadap cahaya maupun perakaran yaitu penyerapan hara.
Tanaman jarak sebenarnya jarang diserang hama ataupun penyakit,
namun bisa jadi terserang jika saja kondisi lahan kurang bersih ataupun ada
semak yang dapat menjadi inang sementara bagi hama-hama tertentu. Pengendalian
hama terpadu yaitu dengan menjaga kebersihan lahan merupakan tindakan preventif
yang paling mudah dilakukan sebelum hama menjadi tak terkendali dan merugikan. Hama
yang kadang menyerang tanaman jarak adalah sejenis kutu putih. Tanaman jarak sering
tumbuh liar sehingga kutu putih sering menjadikannya inang sementara.
Pada masa Jepang minyak jarak diolah menjadi minyak pelumas
persenjataan yang handal, karena sangat kental, Berat jenisnya ± 0,96 dan
sangat sukar untuk dilarutkan, sehingga mudah dibedakan dari minyak lain.
Sebagian besar produksinya dipergunakan sebagai minyak lumas untuk mesin yang
berputar cepat; salah satu keuntungan dari minyak jarak ini adalah bahwa dia tidak
menetes, tidak meninggalkan sisa bakar dan tidak larut dalam bensin;
sifat-sifat yang besar artinya dalam keperluan penerbangan dan telah memberinya
tempat yang tetap disamping minyak- minyak mineral yang telah mendesaknya walaupun
daya pelumasnya yang cukup besar
Selain itu biji Jarak ricinus kaya akan enzyme lipase yang dapat
menguraikan lemak dan minyak menjadi asam-asam lemak yang bebas dan glycerin.
Asam lemak tersebut dapat dipergunakan oleh pabrik lilin, dan setelah dinetralisir
dengan soda atau kalium karbonat (potas), menghasilkan sabun keras atau lunak. Di
perusahaan-perusahaan batik, minyak jarak berperan juga dalam pewarnaan kain
katun yang akan diberi warna dengan mengkudu. Bahkan akhir-akhir ini dengan
peningkatan harga BBM dimulai penanaman tanaman jarak besar-besaran untuk alternatif
lain dari bahan bakar minyak yang dipadukan dengan paket reboisasi lahan kritis
sehingga bisa berpengaruh positif bagi perekonomian dan juga kelestarian lahan
di seluruh nusantara.[kt]