Klasifikasi Fungi Jamur
Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan
tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin.
Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur
dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalam kindom
protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke
dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya),
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai
sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup
secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup
dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama
mendapatkan untung).
Klasifikasi jamur
Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan
struktur tubuhnya. Dalam klasifikasi dengan lima kingdom, jamur dibagi menjadi
4 divisi yaitu:
1.Divisi Zygomycota
Tubuh Zygomycota terdiri dari benng hifa yang bersekat
melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak
dan dinding selnya mengandung kitin. Contoh jamur ini adalah jamur yang tumbuh
pada tempe, selain itu ada juga yang hidup secara saprofit pada rotin, nasi,
dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang hidup secara parasit, misalnya
penyebab penyakit busuk pada ular jalar. Jamur Zygomycota berkembangbiak secara
aseksual dengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya
menggembung membentuk spoangium. Sporangium yang masuk berwarna hitam.
Spoangium kemudian pecah dan spora tersebar, spora jatuh di tempat yang sesuai
akan tumbuh membentuk benang baru.
Reproduksi secara seksual dilakukan sebagai berikut : dua
hifa yakni hifa betina (hifa -) dan hifa jantan (hifa +) betemu, kemudian inti
jantan dan inti betina melebu, terbentuk zigot yang berdinding tebal. Zigot
menghasilkan kota spora yang disebut zigosporangium dan sporanya disebut
zygospora. Zygospora mengalamai dormansi (istirahat) selama 1-3 bulan. Setelah
itu zigospora akan berkecambah membentuk hifa. Hifa jantan dan betina hanya
istilah saja , dan disebut jantan, jika hifanya memberi isi sel, disebut betina
kalau menerima isi sel.
2. Divisi Ascomycota
Ciri Khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan
spora askus (askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora
yang tersimpan di dalam kotak spoa. Kotak spora ini menyerupai kantong
sehigngga disebut askus, untuk mengetahui bentuk dan stuktu askus dibutuhkan
pengamatan yang teliti.
Reproduksi secara sesksual. Reproduksi secara seksual dapat
dijelaskansecara ingkas sebagai berikut. Hifa yang bercabang-cabang ada yang
berdifensiasi membentuk alat reproduksi betina yang ukurannya menjadi lebh
besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya , dari ujung hifa lain terbentuk
alat repoduksi jantan yang disebut anteridium berinti haploid(n kromosom). Dari
askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan antara askogonium dan anteridum.
Saluran itu disebut trikogin. Melalui saluran trikogin inilah inti sel dari
anteidium pindah dan masuk ke dalam askogonium. Selanjutnya, inti anteridium
dan inti askogonium berpasanga. Setelah terbentuk pasangan inti, dari
askogonium tumbuh beberapa hifa. Hifa ini disebut sebagai hifa askogonium . Nah
inin yang berpasangan itu masuk ke dalam askogonium ,kemudian membelah secara
mitosis, namun tetap saja berpasangan. Setelah memasuki inti hifa askogonium
teus tumbuh, membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di
ujung-ujung hifa askogonium ini terdapat dua int. Ujung hifainilah yang kelak
akan membentuk askus. Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya
kompak,yang mudah menjadi tubuh buah atau askokarp.
Dua inti di dalam askus yang berasal dari ujung hifa itu
membelah secara meiosis membentuk 8 buah spoa. Jadi, spoa tersebut terbentuk di
dalam askus, karena itulah disebut spora
askus. Spora askus dapat tersebar kemana-mana karena angin. Jika jatuh di
tempat yang sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benag hifa baru.
Reproduksi Secara Aseksual. Selain reproduksi secara
seksual, jamur ini juga melakukan perkembangbiakkan secara aseksual melalui
pembentukan tunas, pembentukan konidia, fragmentas. Warna spora dan konidia
bemacam-macam. Ada yang hitam,coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang merah
oranye.
Ukuran tubuh Ascomycota ada yang mikroskopis (satu sel), ada
yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup
saprofit, parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
3. Divisi Basidiomycota
Jamur Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik,
dapat dilihat dengan mata karena ukuannya yang besar. Pada musim penghujan
dapat kita temukan pada pohon, misalnya jamur kuping, jamur pohon, atau di
tanah yang banyak mengandung bahan oganik, misalnya jamur barat.
Bentuk tubuh buahnya kebanyakan mirip payung misalnya pada
jamur merang yang kalian amati. Basidiomycota ada yang dibudayakan misalnya
jamur merang, jamur tiram, jamur shiltake, dan lainnya, jamur-jamur tersebut
merupakan makan yang bergizi tinggi. Hifa Basidiomycota memiliki sekat
melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua (dikariotik). Miseliumnya berada
pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul tubuh buah berbentuk payung
atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat. Bagian tubuh buah inilah yang
enak dimakan. Tubuh buah atau basidiokarp merupakan tempat tumbuhnya basidium.
Setiap basidium menghasilkan 4 spora basidum.
Secara singkat daur hidup Basidiomycota :Hifa (+) bertemu
hifa (-) à inti dari hifa (+)pindah ke hifa(-) à hifa dikariotik à tumbuh
miselium muncul basidiokarpà membentuk basidium à spora basidium
4.Divisi
Deuteromycota
Telah dibahas sebelumnya bahwa jamu yang epoduksi seksualnya
menghasilkan askus digolongkankedalam Ascomycota dan yang menghasilkan basidium
digolobgkan kedalam Basidiomycota. Akan tetapi belum semua jamu yang dijumpai
di alam telah diketahui cara repoduksi seksualnya. Kira-kira terdapat sekitar
1500 jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Akibat dari
hal ini Tidak ada yang bisa menggolongkan 1500 jamur tersebut. Jamur yang demikian
untuk sementara waktu digolongkan k dalam Deuteromycota atau “jamur tak tentu”.
Jadi Deuteromycota bukanlah penggolongan yang sejati atau bukan takson. Jika
kemudian menurut penelitian ada jenis dari jamu ini yang diketahui proses
reproduksi seksualnya,maka akan dimasukkan ke dalam ascomycota atau
Basidiomycota. Sebagai cotnoh adalah jamur oncom yang mula-mula jamur ini
berada di divisi deuteromycota dengan nama Monilla Sithophila. Namun setelah
diteliti ternyata jamur ini menghasilkan askus sehingga dimasukkan ke dalam
Ascomycota.[kt]