Klasifikasi Tanaman
Anggrek Bulan Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu
bunga nasional Indonesia, Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan
sebagai Puspa Pesona Indonesia mendampingi bunga melati (Jasminum sambac) yang
ditetapkan sebagai puspa bangsa Indonesia dan padma raksasa (Rafflesia
arnoldii) sebagai puspa langka
Indonesia. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu anggota
genus Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani
Belanda, Dr. C.L. Blume. Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis
(spesies) dengan sekitar 140 varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di
Indonesia.
Klasifikasi
- Kerajaan: Plantae;
- Ordo: Asparagales;
- Familia: Orchidaceae;
- Subsuku: Epidendroideae;
- Genus: Phalaenopsis;
- Spesies: Phalaenopsis amabilis
Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama
kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti
anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur
(Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona mendampingi
melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka) berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993. Pesona Anggrek Bulan. Anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang
mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat
ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang
memiliki corak dan warna beragam jenis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) termasuk dalam tanaman
anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang
hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar anggrek bulan
berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunga anggrek
bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh
hingga diameter 10 cm lebih. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar
dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke
Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada batang atau
cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh subur hingga
ketinggian 600 meter dpl.
Lantaran keindahannya itu wajar jika kemudian anggrek bulan
ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga nasional Indonesia.
Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa)
dan padma raksasa (puspa langka). Meskipun banyak pehobi anggrek yang
membudidayakan anggrek bulan. Juga banyak yang melakukan persilangan sehingga
memunculkan varietas-varietas baru anggrek bulan hibrida, namun kelestarian
puspa pesona ini di alam liar tetap semakin terdesak oleh hilangnya habitat
sebagai akibat deforestasi hutan baik akibat penebangan liar ataupun kebakaran
hutan. Anggrek bulan di alam liar kini membutuhkan perhatian tersendiri. Jangan
sampai sang puspa pesona memudar pesonanya.[kt]