ads header

Rabu, 30 Oktober 2013

Klasifikasi Tanaman Aglaonema

0
Klasifikasi Tanaman Aglaonema Sahabat sekalian pada kesempatan kali ini Blog Klasifikasi tanaman akan share artikel mengenai Klasifikasi Tanaman Sri rejeki atau Aglaonema.  Akar aglaonema merupakan akar serabut. Warnanya putih bersih, terlihat gemuk, dan berbentuk silinder. Jika tanaman sakit akar aglaonema akan kurus dan berwarna coklat. Sama dengan fungsi akar tanaman lain, akar aglaonema juga di gunakan untuk menyerap unsur  hara dari media tanam. 
Batang aglaonema ada yang pendek dan ada yang tinggi, tergantung pada jenisnya. Batang tersebut tidak berkayu dan tertutup oleh pelepah daun. Batang Aglaonema berbentuk silinder, berwarna putih hingga putih kekuningan, dan termasuk batang basah (herbaceous) yang bersifat lunak dan berair. Ukuran batang Aglaonema pendek dan tertutup oleh daun yang tersusun rapat antara. Warna batang Aglaonema pada umumnya putih, hijau muda, atau merah muda.

Klasifikasi Tanaman Aglaonema
  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  • Sub Kelas: Arecidae
  • Ordo : Arales
  • Famili: Araceae (suku talas-talasan)
  • Genus: Aglaonema
  • Spesies: Aglaonema crispum
Susunan tulang daun tanaman ini menyirip Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-bintik, garis, atau berwarna abu-abu keperakan. Daun merupakan daya tarik utama aglaonema. Bentuk daun aglaonema memiliki banyak ragam. Ada yang berbentuk bulat (oval), lanset, menyerupai bentuk jantung, elips, dan ada yang panjang. Warnanya daunnya pun beragam. Ada yang berwarna merah tua, merah mudah, hijau tua, kuning, atau jingga. Warna-warna daun tersebut makin menawan dengan adanya hiasan corak bintik, belang, loreng, atau motif duri ikan.
Daun aglaonema  dan jenis aslinya berwarna hijau (kecuali jenis rotundum).Daun seperti dibutuhkan untuk menangkap sinar matahari lebih banyak sehingga fotosintesis optimal.Selain untuk menangkap cahaya, di lingkungan aslinya yang lembap, daun aglaonema menjadi lebar agar proses transpirasi (penguapan dari permukaan tanaman) menjadi optimal.Jadi, meski kelembapan tinggi, tanaman ini dapat bertranspirasi.Iklim mikro dari habitat asli itulah yang dijadikan dasar untuk melakukan modifikasi lingkungan di luar habitat asli.Itu karena 3 proses utama metabolisme tanaman yaitu transpirasi, respirasi, dan fotosintesis.
Bunga aglaonema muncul di ketiak daun. Bentuknya bulat lonjong,berwarna putih kehijauan ditopang batang yang memanjang. Bunga aglaonema termasuk uniseksual, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga.
Tanaman Aglaonema mempunyai bunga yang sempurna karena memiliki bunga jantan dan bunga betina, sedangkan menurut Purwanto, bunga Aglaonema sangat sederhana dan termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tergolong bunga tongkol (spadix). Bunga Aglaonema memiliki waktu kemasakkan  yang berbeda antara bunga jantan dan betina, sehingga sulit dilakukannya persilangan pada Aglaonema. Bunga Aglaonema berwarna putih dengan seludang putih kehijau-hijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan terlihat serbuk sarinya berwarna putih.
 Sepintas, buah aglonema mirip dengan buah kopi, saat masih mudah warnanya hijau tua dan akan berubah menjadi merah terang ketika sudah tua. Di dalam buah terdapat biji yang dapat ditumbuhkan untuk menghasilkan aglaonema baru. Buah aglonema akan matang setelah mencapai umur delapan bulan. Aglaonema adalah genus dari sekitar 20 spesies asli dari rawa-rawa dan hutan hujan tropis Asia Tenggara termasuk Thailand, dan  tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah /cahaya yang tidak langsung  dan kelembaban tinggi.
Secara morfolog, aglaonema  termasuk tumbuhan habitus herba alias tak berkayu dengan ukuran kecil.Ia tumbuh di lantai hutan primer sampai sekunder tergantung varietasnya.
Perbanyakkan tanaman Aglaonema dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dilakukan dengan menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan Agalonema vegetatif dilakukan dengan menggunakan anakan, setek bonggol, setek tunas dan cangkokkan. Perbanyakan dengan setek dilakukan dengan menggunakan batang Aglaonema yang berukuran 3-4 cm. Perbanyakan aglaonema secara generatif adalah melalui biji.  Perbanyakan aglaonema secara vegetatif adalah melalui stek, pemisahan anakan, cangkok dan kultur jaringan.[kt]